Tujuan Mempelajari Sastra Daerah

1.2    Tujuan Mempelajari Sastra Daerah
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kesistensi sastra daerah baik di daerah tempat sastra itu tumbuh dan berkembang, serta di Indonesia pada umumnya semakin terisolasi. Sitanggang (1998:226) melihat bahwa ada beberapa factor penghambat perkembangan dan pengembangan kehidupan sastra daerah.
  1. Generasi muda kurang menaruh minat terhadap sastra daerah karena dianggap sesuatu yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan zaman.
  2. Generasi muda cenderung kurang menguasai bahasa daerahnya secara baik dan benar.
  3. Generasi muda, termasuk orang tua yang sudah lama tinggal di Kota/perantauan, cenderung menguasai sastra daerah yang ditampilkan seperti dalam kegiatan/upacara adat.
  4. Generasi muda cenderung merasa lebih bangga atau bergengsi menguasai bahasa Indonesia daripada menguasai bahasa daerah.
  5. Media massa (majalah dan surat kabar) yang berbahasa daerah tidak ditemukan atau tidak berkembang denga baik sebagaimana media massa yang berbahasa Indonesia.
  6. Penerbit (redaktur media massa) kurang tertarik menerbitkan karya sastra daerah atau yang bersifat kedaerahan.
  7. Penelitian dan penyebarluasan sastra daerah belum menjangkau semua daerah, terutama daerah terpencil.
Akibat dari factor-faktor di atas, sastra daerah semakin terpinggirkan. Sastra daerah dianggap tidak penting lagi untuk dipelajari. Akibatnya, sastra daerah semakin terkikis dan terancam punah. Padahal, sebagai salah satu bentuk produk budaya, sastra daerah penting untuk dipelajari. Sekarang muncul pertanyaan, untuk apa mempelajari sesuatu yang sudah atau akan punah? Adapun tujuan mempelajari sasta daerah sebagai berikut.

1)    Mempelajari nilai-nilai kedaerahan sebagai wujud kebinekaan Indonesia

Sastra daerah dalam konteks sastra Indonesia merupakan kekayaan budaya daerah yang kehidupannya amat bergantung pada pendukung budaya daerah yang bersangkutan. Sebagai sumber yang menyimpan nilai-nilai kedaerahan, sastra daerah amat penting bagi kebinekaan budaya di Indonesia. Pemanfaatan sastra daerah sebagai kekayaan budaya daerah yang pada gilirannya akan memberikan sumbangan terhadap terhadap sastra dan budaya nasional hingga saat ini belum digarap secara optimal (Zaidan, 2002:6). Oleh sebab itu, untuk mengoptimalkan eksistensi sastra daerah sebagai kontribusi terhadap sastra dan budaya nasional, perlulah sastra daerah itu dipelajari.

2)    Untuk menggali ajaran dan petuah peradatan dan etika

Sastra daerah, dimana pun tempatnya, pasti menyimpan khasanah budaya daerah tersebut. Melalui sastra daerah, kita dapat mengetahui wujud kebudayaan masyarakat suatu daerah baik dulu, sekarang, dan prespektif masa depan. Di dalam sastra maupun petuah-petuah dalam bertingkah laku. Dengan mempelajarinya, berarti kita telah menggali nasihat-nasihat dan nantinya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3)    Untuk mendekati dan menghayati pikiran dan cita-cita nenek moyang yang telah mewariskan budaya
Suatu hal yang tidak dapat disangkal lagi, sastra-sastra daerah Indonesia, sampai sekarang masih terlantar. Dalam beberapa perpustakaan tersebar di dunia ini ada beribu-ribu naskah, dalam beberapa bahasa, dan memakai bahan bermacam-macam, yang jarang dipakai. Naskah-naskah itu biasanya disimpan dengan hati-hati, tetapi itu belum cukup. Akhirnya naskah pasti akan hancur. Hal ini disebabkan oleh salah satunya, belum banyak orang Indonesia yang menginsafi bahwa dalam karya-karya sastra itu ada terkandung sesuatu yang penting dan berharga, yaitu sebagai warisan-warisan rohani bangsa Indonesia (Robson, 1978:5). Lebih lanjut, menurut Robson, sastra klasik (termasuk sastra daerah), adalah perbendaharaan pikiran dan cita-cita para nenek moyang. Dengan demikian, dengan mempelajari sastra (daerah) itu bias mendekatkan kita untuk menghayati pikiran dan cita-cita yang dahulu kala menjadi pedoman kehidupan mereka dan diutamakan mereka.

4)    Untuk melestarikan dan mempertahankan budaya daerah sebagai wujud kecintaan terhadap budaya daerah yang budaya nasional.
Sebagai salah satu khazanah kebudayaan daerah, sastra daerah pun perlu dilestarikan dan dipertahankan. Dengan melestarikan dan mempertahankan sastra daerah, berarti kita telah ikut melestarikan dan mempertahankan eksistensi budaya daerah. Bahkan lebih luas lagi, jika budaya daerah terus eksis, tentu akan menunjang eksistensi budaya nasional. Dengan demikian, usaha ini menunjukkan kecintaan kita terhadap produk budaya daerah.

5)    Untuk memacu kontribusi sastra daerah dalam upaya dinamika sastra Indonesia

Suwondo (2005:2-3) menyatakan bahwa banyak pihak meyakini sasta daerah tak sekadar menajdi sumber materi dan inspirasi bagi pembangunan system mikro, tetapi juga menjadi salah satu komponen pendukung system makro yang sekaligus menunjukkan dinamika sastra Indonesia. Dengan demikian, dengan mempelajari sastra daerah, telah turut mempercepat dinamika atau perkembangan sastra Indonesia dalam konteks yang lebih luas lagi.

Sumber
Didipu, Herman.2011. Sastra Bandingan. Gorontalo: Ideas Publishing.

Posting Komentar